Makna Semiotik Kesenian Buncis Angklung bagi Masyarakat Desa Tanggeran di Banyumas
Abstract
Seni dikatakan sebagai sebuah ekspresi manusia yang bersifat estetis dalam kehidupan masyarakat memiliki makna semiotik yang beragam. Buncis Angklung merupakan kesenian tradisional yang memiliki keterkaitan sejarah dengan Desa Tanggeran dan memiliki makna semiotik bagi masyarakatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan, dan mendeskripsikan perwujudan makna semiotik kesenian Buncis Angklung yang berasal dari Desa Tanggeran Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan interdisipliner. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data seni dilakukan pada aspek intra dan ekstraestetik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kesenian Buncis Angklung memiliki rangkaian tahapan pertunjukan, yaitu tahap sebelum pertunjukan, saat pertunjukan, dan setelah pertunjukan. Pertunjukannya berupa tarian yang penarinya memainkan angklung sebagai iringan tarinya. (2) Dalam teks pertunjukan Buncis Angklung ditemukan adanya makna religius dan makna relasi.Downloads
References
Cahyono, A. (2014). Makna Teks Pertunjukan Barongsai Dalam Upacara Ritual Imlek. Tonil Jurnal Kajian Sastra, Teater, Dan Sinema, 11(1), 45–64.
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 5.
Giri, W. (2010). Sajen Dan Ritual Orang Jawa. Penerbit Narasi.
Hidajat, R. (2005). Wawasan Seni Tari: Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari. Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
Indrayati, E. N. (2015). Kesenian Buncis Daerah Banyumas. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Ii.
Kuwat, S. H. (1999). Kesinambungan Benang Merah Bongkel, Buncis, Krumpyung, Dan Calung Banyumas Continuity And Connections In Bongkel, Buncis, Krumpyung, And Calung From Banyumas. Sosiohumanika, 12(1999).
Merdiana, E. (2013). Makna Dalam Media Tradisional Angklung Buncis Sebagai Kearifan Lokal Kota Cimahi (Studi Etnografi Komunikasi Dengan Pendekatan Interaksi Simbolik Mengenai Makna Dalam Media Tradisional Angklung" Budaya Urang Nurutkeun Ciri Sunda" Kampung Adat Cireundeu Se. Universitas Komputer Indonesia.
Permanasari, Alis Triena; Setian, D. D. R. S. (2020). Kesenian Gendreh: Bentuk Dan Respon Estetis Pola Tabuh Alu - Lisung Di Kampung Bojong Rangkasbitung. Musikolastika, 2(2).
Pudentia, M. (2015). Metodologi Kajian Tradisi Lisan (Edisi Revisi). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Putra, A. D. (2017). Estetika Sema Dalam Tarekat Sufi Naqsybandi Haqqani Jakarta Sebagai Media Penanaman Pendidikan Tauhid. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 1(1), 26–39. Http://Jurnal.Unimed.Ac.Id/2012/Index.Php/Gdg
Rohendi Rohidi, T. (2011). Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang.
Sabar, S. S., & Wiyoso, J. (2018). Nilai Moral Pada Kesenian Buncis Di Desa Tanggeran Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Jurnal Seni Tari, 7(2), 1–9.
Saputra, M. A. (2015). Perkembangan Kesenian Angklung Buncis Di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Tahun 1980-2010. Universitas Pendidikan Indonesia.
Schechner, R. (2013). What Is Performance Studies. Rupkatha Journal On Interdisciplinary Studies In Humanities, 5(2), 2–11.
Schechner, R., & Lucie, S. (2020). Performance Studies: An Introduction. Routledge.
Septiana, O., Sumaryanto, T., & Cahyono, A. (2016). Nilai Budaya Pertunjukan Musik Terbangan Pada Masyarakat Semende. Catharsis, 5(2), 142–149.
Sinaga, F. S. S. (2020). Musik Trunthung Sebagai Wujud Kearifan Lokal Dalam Konteks Pendidikan Seni. Tonika: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Seni, 3(1), 27–38.
Sinaga, F. S. S. (2016). Musik Trunthung Sebagai Media Ekspresi Masyarakat Warangan. Seminar Antar Bangsa, 161–174. Https://Doi.Org/10.31227/Osf.Io/Wc4vy
Soedarsono, R. . (1999). Seni Pertunjukan Indonesia Dan Parisiwata. Mspi.
Sugono, D. (2013). Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Gramedia Pustaka Utama.
Supanggah, R. (1995). Etnomusikologi. Yayasan Betang Budaya.
Sutopo, B., Hendriyanto, A., Mustofa, A., & Pacitan, S. P. (2019). Respons Estetis Generasi Muda Terhadap Pertunjukan Seni Kethek Ogleng : Studi Pada Kegiatan Road Show Kethek Ogleng Di Objek Wisata Kabupaten Pacitan. 143–149.
Virganta, A. L., & Sunarto, S. (2016). Bentuk Nyanyian Rakyat Dalam Seni Sastra Senjang Di Kabupaten Musi Banyuasin. Catharsis, 5(1), 34–40.
Winangsit, E., & Sinaga, F. S. S. (2020). Esensi Pendidikan Musik Berbasis Industri Budaya Di Tengah Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Prosnampas), 3(1), 989–995.
Copyright (c) 2021 Rifiana Abdul Razzak
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms: Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.